- Back to Home »
- Ulasan Tari~Topeng~Seudati~Tor-tor~Piring
Posted by : Unknown
Sunday, March 23, 2014
TARI TOPENG
Tari topeng
adalah tarian khas Cirebon. Disebut tari topeng Karena penarinya memakai topeng
saat menari. Tarian ini biasanya ditarikan oleh satu atau beberapa penari
cantik, seorang sinden dan beberapa orang lelaki yang memainkan alat musik
seperti rebab, kulanten, kecrek, gendang, ketuk, gong dan bendhe.
Ø Hal
yang Menarik
Diawali dengan formasi membungkuk,
formasi ini melambangkan penghormatan kepada para penonton dan sekaligun
menandai bahwa tarian akan segera dimulai. Setelah itu kaki penari akan digerakkan
maju mundur dengan iringan tepukan tangan, melanjutkan gerakan membelakangi
penonton dengan menggoyang pinggul sambil memakai topeng berwarna putih yang
menyimbolkan bahwa pertunjukan sudah dimulai.
Ø Busana
Menggunakan busana khas dengan memakai
topeng dan sampur dan mahkota di kepalanya.
Ø Jenis
Syair
Menggunakan
bahasa sunda, irama menggunakan keroncong padang pasir.
Ø Kelebihan
·
Tarian ini menggunakan topeng pada
penari seakan lebih unik
·
Tarian ini gerakannya dinamis
·
Sebagai penghibur dan menyampaikan pesan
bagi rakyat
Ø Kekurangan
·
Tarian ini bertumpu pada anggota badan
Ø Pola
Tari
Berbari secara urut, gerakan secara
bersama-sama, gerakan kaki dan tangan harus bersamaan.
TARI SEUDATI
Tari
Seudati adalah salah satu kesenian tari tradisional yang berasal dari Aceh.
Tarian ini diyakinkan sebagai bentuk baru dari tari Ratoh atau Ratoih yang
merupakan tarian hyang berkembang di pesisir Aceh. Tari Ratoih atau Ratoh
biasanya dipentaskan untuk mengawali permainan sabung ayam, serta ddalam
berbagai ritual social lainnya seperti menyambut panen dan sewaktu bulan
purnama. Setelah islam dating, terjadi proses akultirasi, dan menghsilkan Tari
Seudati, seperti yang kita kenal hari ini.
Ø Jumlah
Penari
8 orang laki-laki dengan pembagian 1
orang pemimpin, 1 orang pembantu (sebelah kanan pimpinan), 1 orang pembantu
(Sebelah kiri pimpinan), 1 orang bak (pembantu belakang pimpinan), dan 4 orang
pemain lainnya dan tambahan 2 orang penyanyi yang mengiringi tarian.
Ø Ciri
Khas Gerakan
Asa heroic, kegembiraan dan kekompakan
para pemain dalam menarikan tarian ini dan beberapa gerakannya secara dinamis,
lincah, dan penuh semangat dan ada beberapa gerakannya yang kaku, namun
gerakannya sebenarnya memperlihatkan kekperkasaan dan kegagahan si penarinya
tersebut. Selain itu ada gerakan tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan
kesombongan sekaligus ksatria.
Ø Busana
Busananya cukup sederhana hanya terdiri
atas celana panjang dan kaos oblong lengan panjang uang ketat, dimana keduanya
berwarna putih dan para pemain tari menggunakan songket yang dililitkan sebatas
paha dan pinggang, rencong yang disisipkan di pinggang, tengkulok atau ikat
kepala berwarna merah dan sapu tangan berwarna.
Ø Hal-hal
yang menarik
Fase menggunakan beragam syair dan
pantun yang saling disampaikan dan terdengar secara bersahutan yang diikuti
oelh semua penari untuk menghilangkan rasa jenuh dan para penonton dan setiap
babak penutup dengan formasi lain untuk memperbaiki formasi yang sebelumnya tidak
beraturan, sehingga tari yang dibawakan sangat menarik dan indah.
Ø Jenis
Tari
Likok (gaya tarian), saman (melodi),
irama, kelincahan, dan kisah yang menceritakan tentang kepahlawanan, sejarah
dan tema-tema agama.
Ø Jenis
syair dan iringan
·
Bahasa Ace, Indonesia, dan India
·
Iringan dangdut, keroncong dan padang
pasir/ industan.
Ø Kelebihan
·
Tari ini tidak pernah dipentaskan
dimalam bulan purnama atau menyambut tibanya panen.
·
Tarian ini gerakannya sangat dinamis dan
bercerita tentang kesedihan
·
Tarian ini sekaligus menjadi media
menyampaikan pesan pesan pembangunan pada rakyat.
Ø Kelemahan
·
Tarian ini tidak menggunakan iringan
music ataupun gamelan
·
Tarian ini hanya bertumpu pada anggota
badan
Ø Pola
·
Tarinya berbaris secara urut bersamaan
dan bersahutan, gerakan tangan dan kaki harus dilakukan bersamaan, iringan
dengan suara bersahutan.
TARI TOR – TOR
Menurut sejarahnya, tor tor sudah ada
sejak abad ke 13 di Sumatera Utara. Nenek moyang orang Mandailing diperkirakan
berasal dari suku Karen yang tinggal di perbatasan Burma dan Myanmar. Tari tor
tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Di masa lalu,
tari ini dilakukan oleh patung-patung batu yang telah dimasuki roh. Roh itu
menggerakkan batu seperti menari namun dengan gerakan yang kaku.
Menurut Togarma Naibaho, pendiri Sanggar
budaya Batak, Gorga, kata "Tor-tor" berasal dari suara entakan kaki
penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan
Gondang yang juga berirama mengentak. "Tujuan tarian ini dulu untuk
upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini
memiliki proses ritual yang harus dilalui," kata Togarma.
Ø Makna Tari Tor-tor
Makna tarian ini ada tiga, selain untuk
ritual juga untuk penyemangat jiwa. Seperti makanan untuk jiwa. Makna terakhir
sebagai sarana untuk menghibur," imbuh mantan pengajar Seni Rupa dan
Desain di Universitas Trisakti, Jakarta itu.
Ø Tata
Gerak dan Iringan
Tari Tor Tor termasuk sangat sederhana
dalam hal gerakan. Para penari tor tor cukup membuat gerakan tangan yang cukup
terbatas dengan gerakankaki jinjit-jinjit mengikuti iringan musik yang disebut
sebagai magondangi yang terdiri dari alat-alat musik tradisional seperti
gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain.
Ø Tata Busana Tari Tor Tor
Tata
busana tari tor tor termasuk sangat sederhana. Pria dan wanita yang ingin
menarikan tari tor tor cukup mengenakan baju biasa yang dikenakan saat pesta.
Baju ini dilengkapi dengan aksesoris berupa tenunan khas batak yang bernama
Ulos. Ulos yang digunakan ada dua jenis, yakni ulos yang berupa ikat kepala dan
ulos yang berupa selendang. Motif selendang ulos yang digunakan tergantung dari
pesat apa yangsedang digelar. Dengan properti busana yang sangat sederhana seperti
ini membuat semua orang yang menghadiri suatu pesta dapat menari tor tor
bersama-sama.
Ø Jenis Tari Tor - Tor
Jenis
tari tor tor beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari pembersihan).
Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar.
Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi
pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari
mara bahaya.
Selanjutnya ada tari tor tor Sipitu
Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang
raja.
Tari ini juga berasal dari 7 putri
kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan
dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan
yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda
musibah.
Ø Pesan ritual di dalam Tari Tor – Tor
Ritual yang disampaikan ada tiga hal yang utama, yakni
:
Ritual kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu takut dan
taat pada Tuhan.Sebelum tarian dimulai harus ada musik persembahan yang ditujukan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ritual untuk leluhur dan orang-orang masih hidup
yang dihormati .Pesan untuk khalayak ramai yang hadir dalam upacara. Barulah
dilanjutkan ke tema apa dalam upacara itu. Makna tarian ini ada tiga,yaitu
sebagai bentuk ritual, sebagai penyemangat jiwa dan juga sebagai sarana untuk
menghibur
Ø Nilai-nilai moral yang terkandung dalam tarian
tor-tor
selalu mengajak penontonnya untuk
berbuat baik dan menghindari kejahatan, mengajarkan nilai kebenaran, keadilan
dan keutamaan hidup, pernyataan jati diri, pembauran, dan juga pendidikan.
Sehingga nilai-nilai moral itu akan tertanam pada masyarakat sebagai semangat
untuk melaksanakan nilai berbudi luhur.
Ø Kelebihan
Dalam tarian tor-tor terdapat
nilai-nilai pembinaan dan pendidikan untuk membangun karakter bangsa,
diantaranya nilai persahabatan, nilai menghargai perbedaan, disiplin, kerja
keras, dan mandiri.Dengan tetap dilestarikannya tarian tor-tor yang berakar
pada kearifan lokal Sumatera Utara diharapkan generasi muda akan mampu
membangun bangsa sesuai jati diri dan landasan budaya daerahnya.
Tarian ini menekankan keselarasan
antara sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan penciptanya.
Ø Kekurangan
·
Tari tor-tor
gerakannya lumayan banyak sehingga sulit diingat
·
busana tari
mahal (ulos)
TARI PIRING
Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut
dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabau yang
berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan
piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan
gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan
Ø Sejarah
Pada
awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat
kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual
dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan
di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.
Setelah
masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan
sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut
digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada
acara-acara keramaian.
Ø Gerakan
Gerakan
tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak
tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat,
dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari
terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang
dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan
menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.
Tarian
ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya
berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik
yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring
begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang
cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Ø Makna proses tari piring
Keindahan
dan keunikan Tari Piring telah mendorong kepada perluasan persembahannya
dikalangan rakyat jelata, yaitu dimajlis-majlis perkawinan yang melibatkan
persandingan. Dalam hal ini, persamaan konsep masih wujud, yaitu pasangan
pengantin masih dianggap sebagai raja yaitu ‘Raja Sehari’ dan layak
dipersembahkan Tari Piring di hadapannya ketika bersanding.
Ø Keistimewaan
tari piring
penari-penari yang menginjak piring
tersebut, tidak ada satupun yang kakinya terluka. karena itu tari piring ini
selalu berhasil mengundang decak kagum siapapun yang menyaksikan karena gerak
lincah sekita tiga sampai tujuh orang penari terlihat indah dikombinasikan
dengan musik yang cepat yang dihasilkan dari alat musik Talempong, Gandang, dan
Saluang.
Ø Kelebihan
·
Menggunakan piring sebagai alat tarian
·
Kaki tidak terluka menginjak pecahan piring
·
Piring tidak jatuh dari tangan
Ø Kekurangan
·
Pecahan piring terlalu berbahaya
·
Gerakannya sangat sulit